Counter

Followers

Rabu, 26 Juni 2013

macam-macam penelitian

Metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi. Suatu penelitian mempunyai rancangan penelitian (research design) tertentu. Rancangan ini menggambarkan prosedur atau langkah-langkah yang harus ditempuh, waktu penelitian, sumber data dan kondisi arti apa data dikumpulkan, dan dengan cara bagaimana data tersebut dihimpun dan diolah.
            Tujuan rancangan penelitian adalah melalui penggunaan metode penelitian yang tepat, dirancang kegiatan yang dapat memberikan jawaban yang teliti terhadap pertanyaan-pertanyaan penelitian.
1.       Penelitian kuantitatif
      Penelitian kuantitatif didasari oleh filsafat positivisme yang menekankan fenomena-fenomena objektif dan dikaji secara kuantitatif. Maksimalisasi objektivitas desain penelitian ini dilakukan dengan menggunakan angka-angka, pengolahan statistik, struktur dan percobaan terkontrol. Ada beberapa metode penelitian yang dapat dimasukan ke dalam penelitian kuantitatif yang bersifat noneksperimental, yaitu metode : deskriptif, survai, ekspos facto, komparatif, korelasional dan penelitian tindakan.
a.       Penelitian deskriptif
            Penelitian deskriptif (descriptive research) adalah suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung saat ini atau saat yang lampau, misalnya : berapa lama anak-anak usia pra sekolah menghabiskan waktunya untuk nonton TV. Penelitian deskriptif, bisa mendeskripsikan sesuatu keadaan saja, tetapi bisa juga mendeskripsikan keadaan dalam tahapan-tahapan perkembangannya. Penelitian demikian disebut penelitian perkembangan (developmental studies). Dalam penelitian perkembangan ada yang bersifat longitudinal atau sepanjang waktu, dan ada yang bersifat cross sectional atau dalam potongan waktu.
b.      Penelitian survai
            Survai digunakan untuk mengumpulkan informasi berbentuk opini dari sejumlah besar orang terhadap topik atau isu-isu tertentu. Ada 3 karakter utama dari survai : 1) informasi dikumpulkan dari sekelompok besar orang untuk mendeskripsikan beberapa aspek atau karakteristik tertentu seperti : kemampuan, sikap, kepercayaan, pengetahuan dari populasi; 2) informasi dikumpulkan melalui pengajuan pertanyaan (umumnya tertulis walaupun bisa juga lisan) dari suatu populasi; 3) informasi diperoleh dari sampel, bukan dari populasi. Tujuan utama dari survai adalah mengetahui gambaran umum karakteristik dari populasi.
c.       Penelitian Ekspos Facto
            Penelitian ekspos fakto (expost facto research) meneliti hubungan sebab-akibat yang tidak dimanipulasi atau diberi perlakuan (dirancang dan dilaksanakan) oleh peneliti. Penelitian hubungan sebab-akibat dilakukan terhadap program, kegiatan atau kejadian yang telah berlangsung atau telah terjadi, misalnya penelitian tentang pemberian gizi yang cukup pada waktu hamil menyebabkan bayi sehat.
d.      Penelitian Komparatif
            Penelitian diarahkan untuk mengetahui apakah antara dua atau lebih dari dua kelompok ada perbedaan dalam aspek atau variabel yang diteliti. Dalam Penelitian ini pun tidak ada pengontrolan variabel, maupun manipulasi/perlakuan dari peneliti. Penelitian dilakukan secara alamiah, peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan instrumen yang bersifat mengukur. Hasilnya dianalisis secara statistik untuk mencari perbedaan diantara variabel-variabel yang diteliti.
e.       Penelitian korelasional
            Penelitian ditujukan untuk mengetahui hubungan suatu variabel dengan variabel-variabel lain. Misalnya : Penelitian tentang korelasi yang tinggi antara tinggi badan dan berat badan, tidak berarti badan yang tinggi menyebabkan atau mengakibatkan badan yang berat, tetapi antara keduanya ada hubungan kesejajaran. Bisa juga terjadi yang sebaliknya yaitu ketidaksejajaran (korelasi negatiif), badanya tinggi tapi timbangannya rendah (ringan).
f.       Penelitian tindakan
            Penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian yang diarahkan pada mengadakan pemecahan masalah atau perbaikan. Penelitian ini difokuskan kepada perbaikan proses maupun perbaikan hasil kegiatan. Misalnya : Guru-guru mengadakan pemecahan terhadap masalah-masalah yang dihadapi dalam kelas, kepala sekolah mengadakan perbaikan terhadap manajemen di sekolahnya.

g.      Penelitian dan Pengembangan
            Penelitian dan pengembangan (research and development), merupakan metode untuk mengembangkan dan menguji suatu produk (Borg,W.R & Gall,M.D.2001). Metode ini banyak digunakan di dunia industri. Industri banyak menyediakan dana untuk penelitian mengevaluasi dan menyempurnakan produk-produk lama, dan atau mengembangkan produk baru. Dalam bidang pendidikan, penelitian dan pengembangan dapat digunakan untuk mengembangkan buku, modul, media pembelajaran, insttrumen evaluasi, model-model kurikulum, pembelajaran, evaluasi, bimbingan, managgemen, pengawasan, pembinaan staff, dll.

2.      Penelitian kuantitatif Eksperimental
      Penelitian Eksperimental merupakan penelitian yang palin murni kuantitatif, karena semua prinsip dan kaidah-kaidah penelitian kuantitatif dapat diterapkan pada metode ini. Penelitian Eksperimental merupakan penelitian labolatorium, walaupun bisa juga dilakukan diluar labolatorium, tetapi pelaksanaannya menerapkan prinsip-prinsip penelitian labolatorium, terutama dalam pengontrolan terhadap hal-hal yang mempengaruhi jalanya eksperimen. Metode ini bersifat validation atau menguji, yaitu menguji pengaruh satu atau lebih variabel terhadap variabel lain. Variabel yang memberi pengaruh dikelompokan sebagai variabel bebas (independent variables) dan variabel yang dipengaruhi dikelompokan sebagai variabel terikat (dependent variables). Ada beberapa variasi dari penelitian eksperimental, yaitu : eksperimen murni, eksperimen kuasi, eksperimen lemah dan subjek tunggal.
a.       Eksperimen murni
      Eksperimen murni (true experimental) sesuai dengan namanya merupakan metode eksperimen yang paling mengikuti prosedur dan memenuhi syarat-syarat eksperimen. Prosedur dan syarat-syarat tersebut, terutama berkenaan dengan pengontrolan variabel, kelompok control, pemberian perlakuan atau manipulasi kegiatan serta pengujian hasil. Dalam eksperimen murni, kecuali variabel independen yang akan diuji pengaruhnya terhadap variabel dependen, semua variabel dikontrol atau disamakan arakteristiknya.

b.      Eksperimen semu
      Metode eksperimen semu (qusi experimental) pada dasarnya sama dengan eksperimen murni, bedanya adalah dalam pengontrolan variabel. Pengontrolannya hanya dilakukan terhadap satu variabel saja, yaitu variabel yang dipandang paling dominan.
c.       Eksperimen Lemah
      Eksperimen lemah (weak experimental) merupakan metode penelitian eksperimen yang desain dan perlakuannya seperti eksperimen tetapi tidak ada pengontrolan variabel sama sekali. Sesuai dengan namanya, eksperimen ini sangat lemah kadar validitasnya, oleh karena itu tidak digunakan untuk penelitian tesis dan disertasi juga skipsi sebenarnya.
d.      Eksperimen subjek Tunggal
      Eksperimen subjek tunggal (single subject experimental), merupakan eksperimen yang dilakukan terhadap subjek tunggal.Dalam pelaksanaan eksperimen subjek tunggal, variasi bentuk eksperimen murni, kuasi atau lemah berlaku.

3.      Penelitian Kualitatif
      Penelitian kualitatif (qualitative research) adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas social, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok.
Penelitian kualitatif mempunyai dua tujuan utama, yaitu pertama, menggambarkan dan mengungkap (to describe and explore) dan keduan menggambarkan dan menjelaskan (to describe and explain). Kebanyakan penelitian kualitatif bersifat deskriptif dan eksplanatori.
Metode kualitatif secara garis besar dibedakan dalam dua macam, kualitatif interaktif dan non interaktif. Metode kualitatif interaktif, merupakan studi yang mendalam menggunakan teknik pengumpulan data langsung dari orang dalam lingkungan alamiahnya.
a.       Studi Etnografik
      Studi etnografik (ethnographic studies) mendeskripsikan dan menginterpretasikan budaya, kelompok social atau sistem. Proses penelitian etnografik dilaksanakan di lapangan dalam waktu yang cukup lama, berbentuk observasi dan wawancara secara alamiah dengan para partisipan, dalam berbagai bentuk kesempatan kegiatan, serta mengumpulkan dokumen-dokumen dan benda-benda (artifak).
b.      Studi Historis
      Studi Historis (historical studies) meneliti peristiwa-peristiwa yang telah berlalu. Peristiwa-peristiwa sejarah direka-ulang dengan menggunakan sumber data primer berupa kesaksian dari pelaku sejarah yang masih ada, kesaksian tak sengaja yang tidak dimaksudkan untuk disimpan, sebagai catatan atau rekaman, seperti peninggalan-peninggalan sejarah, dan kesaksian sengaja berupacatatan dan dokumen-dokumen.
c.       Studi Fenomenologis
      Fenomenologis mempunyai dua makna, sebagai filsafat sain dan sebagai metode pencarian (penelitian). Studi fenomenologis (phenomenological studies) mencoba mencari arti dari pengalaman dalam kehidupan.Peneliti menghimpun data berkenaan dengan konsep, pendapat, pendirian, sikap, penilaian dan pemberian makna terhadap situasi atau pengalaman-pengalaman dalam kehidupan. Tujuan dari penelitian fenomenologis adalah mencari atau menemukan makna dari hal-hal yang esensial atau mendasar dari pengalaman hidup tersebut.
d.      Studi Kasus
      Studi kasus (case study) merupakan suatu penelitian yang dilakukan terhadap suatu “kesatuan sistem”. Kesatuan ini dapat berupa program, kegiatan, peristiwa, atau sekelompok individu yang terikat oleh tempat, waktu atau ikatan tertentu. Studi kasus adalah suatu penelitian yang diarahkan untuk menghimpun data, mengambil makna, memperoleh pemahaman dari kasus tersebut.
e.       Teori Dasar
      Penelitian teori dasar atau sering juga disebut penelitian dasar atau teori dasar (grounded theory) merupakan penelitian yang diarahkan pada penemuan atau minimal menguatan terhadap suatu teori.
f.       Studi Kritis
      Dalam penrelitian kritis, peneliti melakukan analitis naratif, penelitian tindakan, etnografi kritis, dan penelitian feminisme. Penelitian mereka diawali dengan mengekspos masalah masalah manipulasi, kesenjangan dan penindasan sosial.

g.      Penelitian noninteraktif
      Penelitian noninteraktif (non interactive inquiry) disebut juga penelitian analitis, mengadakan pengkajian berdasarkan analisis dokumen. Peneliti menghimpun, mengidentifikasi, menganalisis, dan mengadakan sintesis data, untuk kemudian memberikan interpretasi terhadap konsep, kebijakan, peristiwa yang secara langsung ataupun tidak langsung dapat diamati.
Minimal ada 3 macam penelitian analitis atau studi noninteraktif, yaitu analisis : konsep, historis, dan kebijakan. Analisis konsep, merupakan kajian atau analisis terhadap konsep-konsep penting yang diinterpretasikan pengguna atau pelaksana secara beragam sehingga banyak menimbulkan kebingungan, umpamanya : cara belajar aktif, kurikulum berbasis kompetensi dll.

BIDANG BIMBINGAN PRIBADI

MAKALAH
BIMBINGAN KONSELING
TENTANG
BIDANG BIMBINGAN PRIBADI









Disusun oleh:
M.Ramdoni : 151 112 038
Abdul karim : 151 112 020
Abdullah lahiji : 151 112 027
Ade arfa futra romdadoni : 151 112 029



JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB (PBA) FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI (IAIN)
MATARAM
2013


KATA PENGANTAR

ASSALAAMU’ALAIKUM WR.WB.
Alhamdulillahirobbil Alamiin, Segala puji syukur kita panjatkan kehadirat Ilaahirobbi (Allah SWT) yang telah melimpahkan nikmat karunianya kepada kita semua sehingga kita bisa menjalankan aktivitas sehari-hari dalam keadaan sehat wal afiat.
Dan tak lupa pula kita sampaikan Shalawat beserta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, pemuda padang pasir yang bisa merubah dunia tanpa alat yang canggih tetapi melebihi kecanggihan yang ada didunia ini, dan menjadi suri teladan bagi seluruh umat, pemimpin yang ideal yang patut kita contoh pada setiap aspek kehidupan kita agar menjadi insan lebih baik yakni nabi Muhammad saw.
Penyusun sadar bahwa di dalam pembuatan dan penyusunan makalah ini tentunya tidak terlepas dari kekurangan-kekurangan maupun kesalahan yang tidak disadari maupun dari kekurangan pengetahuan penyusun dalam materi ini. Oleh karena itu, penyusun sangat mengharapkan berupa kritik dan saran yang bersifat konstruktif dan kreatif, terutama dari bapak dosen yang selaku pembimbing dan Pembina kami khususnya dalam mata kuliah Hadist Tarbiyah ini, agar penyusunan makalah kedepannya bisa menjadi lebih baik sesuai harapan.
Akhirnya penyusun berharap semoga dengan penulisan makalah ini dapat mendatangkan manfaat yang berarti bagi kita semua.


Penyusun;

Kelompok 1

DAFTAR ISI


Halaman Judul
Kata Pengantar...............................................................................................      
Daftar Isi..........................................................................................................      
Bab I : Pendahuluan.......................................................................................      
Bab II : Pembahasan......................................................................................      
  1. Pengertian bimbingan pribadi...........................................................
  2. Tujuan bimbingan pribadi.................................................................
  3. Ruang lingkup bimbingan pribadi....................................................
  4. Materi bimbingan pribadi..................................................................

Bab III : Penutup............................................................................................      
  1. Kesimpulan..........................................................................................      

Daftar Pustaka



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Bimbingan adalah sebuah metode yang dapat digunakan setiap orang untuk membentuk terbimbing menjadi lebih  baik dari sebelumnya. Dalam hal moral, membimbing anak supaya memahami dan mengerti moral yang baik adalah hal ihwal pertama yang menjadi kewajiban bagi orang tua dan hak bagi anak agar nantinya anak tidak salah kaprah dan salah jalan.
Lebih menyarankan lagi bahwa seharusnya seorang wali atau orang tua itu memiliki dedikasi yang dapat membantu anak agar baik jalan hidupnya, dengan cara tindak yang menyenangkan, mengesankan, tidak berbahaya dan disukai anak. Ini semua dalam artian bahwasanya membimbing tidak perlu menggunakan kekerasan.
Bagi seorang guru, pentingnya sebuah metode dan pengertian mengenai bimbingan “terlebih bimbingan pada pribadi anak” yang mana nantinya akan sangat berpengaruh terhadap pola fikir anak dan proses perkembangan otak anak. Dan tentu pula untuk memahami apa saja dan bagaimana cara dan pelaksanaan untuk menjadi seorang pembimbing.

B.     Tujuan

1.    Mengetahui pengertian dari bimbingan pribadi,
2.    Mengetahui dan memahami tujuan dari bimbingan pribadi tersebut,
3.    Mengetahui ruang lingkup bimbingan pribadi, dan
4.    Memahami materi bimbingan pribadi.



BAB II
PEMBAHASAN

BIMBINGAN PRIBADI

A.  Pengertian Bimbingan Pribadi
     Layanan bimbingan pribadi adalah bantuan bagi siswa untuk menemukan dan mengembangkan pribadi yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, mantap dan mandiri serta sehat jasmani dan rohani (W.S. Winkel, 1998 : 127). Prayitno (1997:63) mengartikan layanan bimbingan pribadi adalah membantu siswa menemukan dan mengembangkan pribadi yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, mantap dan mandiri serta sehat jasmani dan rohani.
Pendapat lain yang dikemukakan Hibana S. Rahman (2002:39) bahwa layanan bimbingan pribadi adalah layanan bimbingan yang diberikan kepada siswa untuk menemukan dan mengembangkan diri pribadinya sehingga menjadi pribadi yang mantap dan mandiri serta mampu mengoptimalkan potensi yang dimiliki.
Dewa Ketut Sukardi (2000:39) berpendapat bahwa layanan bimbingan pribadi berarti bimbingan dalam menghadapi keadaan batinnya sendiri dan mengatasi pergumulan-pergumulan dalam hatinya sendiri dalam mengatur dirinya sendiri di bidang kerohanian, perawatan jasmani, pengisian waktu luang, penyaluran nafsu seksual, dan sebagainya.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan pribadi adalah salah satu kegiatan layanan bimbingan untuk siswa agar dapat mengembangkan dirinya sehingga mantap dan mandiri serta mampu mengoptimalkan potensi yang dimiliki

B.  Tujuan Bimbingan Pribadi
Pelayanan bimbingan pribadi ini memiliki tujuan sebagai berikut:
-          Mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan YME.
-          Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yg bersifat fluktuatif (antara anugerah dan musibah) dan mampu meresponnya dengan positif.
-          Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif
-          Memiliki sikap respek terhadap diri sendiri
-          Dapat mengelola stress
-          Mampu mengendalikan diri dari perbuatan yang diharamkan agama
-          Memahami perasaan diri dan mampu mengekspresikannya secara wajar
-          Memiliki kemampuan memecahkan masalah
-          Memiliki rasa percaya diri
-          Memiliki mental yang sehat
-          Mengembangkan potensi diri melalui berbagai aktivitas yang positif
-          Menghayati nilai-nilai agama sebagai pedoman dalam berperilaku
-          Memiliki kemampuan mengendalikan diri (self-control) dalam mengekspresikan emosi atau dalam memenuhi kebutuhan diri.
-          Berperilaku atas dasar keputusan yang mempertimbangkan aspek-aspek nilai dan berani menghadapi resiko.


C.  Ruang Lingkup Layanan Bimbingan Pribadi
Dalam bidang bimbingan pribadi, Prayitno (1998:63) merinci ruang lingkup bimbingan pribadi menjadi pokok-pokok berikut:
1.    Pemantapan sikap dan kebiasaan serta pengembangan wawasan dalam beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2.    Pemantapan pemahaman tentang kekuatan diri dan pengembangannya untuk kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk peranannya di masa depan.
3.    Pemantapan pemahaman tentang bakat dan minat pribadi serta penyaluran dan pengembangannya pada / melalui kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif.
4.    Pemantapan pemahaman tentang kelemahan diri dan usaha-usaha penanggu-langannya.
5.    Pemantapan kemampuan mengambil keputusan.
6.    Pemantapan kemampuan mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang telah diambilnya.
7.    Pemantapan dalam perencanaan dan penyelenggaraan hidup sehat baik secara rohaniah maupun jasmaniah.
Hibana S. Rahman (2002:39) secara lebih rinci menjelaskan ruang lingkup materi bimbingan pribadi sebagai berikut.
1.    Pemantapan sikap dan kepribadian yang agamis yang senantiasa mendekatkan diri kepada yang khaliq melalui peningkatan kualitas iman dan taqwa. Agama menjadi kendali utama dalam kehidupan manusia.
2.    Pemahaman tentang kemampuan dan potensi diri serta pengembangannya secara optimal. Setiap manusia memiliki potensi yang luar biasa yang dikembangkan secara optimal dan hanya sedikit orang yang mau menyadari.
3.    Pemahaman tentang bakat dan minat yang dimiliki serta penyalurannya. Setiap orang memiliki bakat dan minat, namun hal itu kurang mendapat perhatian sehingga penyaluran dan pengembangannya kurang optimal.
4.    Pemahaman tentang kelebihan-kelebihan yang dimiliki serta bagaimana mengembangkannya. Setiap individu punya kelebihan, hal itu yang harus dijadikan sebagai fokus.
5.    Pemahaman tentang kekurangan dan kelemahan yang dimiliki serta bagaimana mengatasinya. Memahami kekurangan diri mendorong seseorang untuk menyempurnakan diri.
6.    Kemampuan mengambil keputusan serta mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang telah diambil. Keberanian mengambil keputusan secara cepat dan tepat perlu dilatih dan dikembangkan.
7.    Perencanaan dan pelaksanaan hidup sehat, kreatif, dan produktif. Pola hidup dan pola pikir yang sehat akan menjadikan pribadi yang sehat dan berkualitas.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup bimbingan pribadi terdiri atas tujuh masalah yang menyangkut sikap, kekuatan diri, bakat-minat, kelemahan diri, penerimaan diri, pengambilan keputusan, dan perencanaa serta penyelenggaraan hidup sehat.
D.  Materi Layanan Bimbingan Pribadi
Prayitno dkk (1997) menjelaskan materi layanan bimbingan pribadi dibagi beberapa materi sebagai berikut.
1.    Materi layanan bimbingan pribadi dalam layanan orientasi, meliputi orientasi tentang: (a) fasilitas penunjang ibadah keagamaan yang ada di sekolah, (b) acara keagamaan yang menunjang pengembangan kegiatan peribadatan, (c) hak dan kewajiban siswa (termasuk pakaian seragam), (d) bentuk layanan bimbingan dan konseling dalam membantu siswa mengenal kemampuan, bakat, minat dan cita-citanya serta usaha mengatasi berbagai permasalahan pribadi yang ditemui (di rumah, sekolah, dan di masyarakat), (e) fasiltias pelayanan kesehatan.
2.    Materi bimbingan pribadi dalam layanan informasi, meliputi informasi tentang: (a) tugas-tugas perkembangan masa anak-anak, khususnya tentang kemampuan dan perkembangan pribadi, (b) perlunya pengembangan kebiasaan dan sikap dalam keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, (c) usaha yang dapat dilakukan dalam mengenal bakat, minat serta bentuk-bentuk pembinaan, pengembanan dan penyalurannya, (d) perlunya hidup sehat dan upaya melaksanakannya, (e) usaha yang dapat dilakukan melalui bimbingan dan konseling dalam membantu siswa menghadapi masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa remaja.
3.    Materi bimbingan pribadi dalam layanan penempatann/ penyaluran, meliputi tentang: (a) posisi duduk dalam kelas yang sesuai dengan kondisi fisik dan pribadi siswa, (b) pilihan ketrampilan dan kesenian sesuai dengan kemampuan, bakat, dan minat, (c) kegiatan ekstra-kurikuler yang dapat digunakan sebagai penunjang pengembangan kebiasaan dan sikap keagamaan, kemampuan, bakat, minat, dan cita-cita (seperti kegiatan pramuka, UKS, kesenian, olahraga).
4.    Materi bimbingan pribadi dalam layanan pembelajaran, meliputi tentang: (a) kebiasaan dan sikap dalam beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, (b) pengenalan dan penerimaan perubahan, pertumbuhan, dan perkembangan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri, (c) pengenalan tentang kekuatan diri sendiri, bakat dan minat serta penyaluran dan pengembangannya, (d) pengenalan tentang kelemahan diri sendiri dan upaya penanggulangannya, (e) kemampuan mengambil keputusan dan pengarahan diri sendiri, (f) perencanaan dan penyelenggaraan hidup sehat.
5.    Materi bimbingan pribadi dalam layanan konseling perorangan, meliputi tentang: (a) kebiasaan dan sikap dalam beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, (b) pengenalan dan penerimaan perubahan, pertumbuhan, dan perkembangan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri, (c) pengenalan tentang kekuatan diri sendiri, bakat dan minat serta penyaluran dan pengembangannya, (d) pengenalan tentang kelemahan diri sendiri dan upaya penanggulangannya, (e) kemampuan mengambil keputusan dan pengarahan diri sendiri, (f) perencanaan dan penyelenggaraan hidup sehat.
6.    Materi bimbingan pribadi dalam layanan bimbingan kelompok, meliputi tentang: (a) kebiasaan dan sikap dalam beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, (b) pengenalan dan penerimaan perubahan, pertumbuhan, dan perkembangan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri, (c) pengenalan tentang kekuatan diri sendiri, bakat dan minat serta penyaluran dan pengembangannya, (d) pengenalan tentang kelemahan diri sendiri dan upaya penanggulangannya, (e) kemampuan mengambil keputusan dan pengarahan diri sendiri, (f) perencanaan dan penyelenggaraan hidup sehat.
7.    Materi bimbingan pribadi dalam layanan konseling kelompok, meliputi tentang: (a) kebiasaan dan sikap dalam beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, (b) pengenalan dan penerimaan perubahan, pertumbuhan, dan perkembangan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri, (c) pengenalan tentang kekuatan diri sendiri, bakat dan minat serta penyaluran dan pengembangannya, (d) pengenalan tentang kelemahan diri sendiri dan upaya penanggulangannya, (e) kemampuan mengambil keputusan dan pengarahan diri sendiri, (f) perencanaan dan penyelenggaraan hidup sehat.
Berdasarkan keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa materi layanan bimbingan pribadi di sekolah diterapkan dalam tujuh jenis layanan dan empat kegiatan pendukung kegiatan bimbingan dan konseling.




BAB III
PENUTUP


A.  Kesimpulan

·         Layanan bimbingan pribadi adalah salah satu kegiatan layanan bimbingan untuk siswa agar dapat mengembangkan dirinya sehingga mantap dan mandiri serta mampu mengoptimalkan potensi yang dimiliki

·         Ruang lingkup bimbingan pribadi terdiri atas tujuh masalah yang menyangkut sikap, kekuatan diri, bakat-minat, kelemahan diri, penerimaan diri, pengambilan keputusan, dan perencanaa serta penyelenggaraan hidup sehat.

·         Materi layanan bimbingan pribadi di sekolah diterapkan dalam tujuh jenis layanan dan empat kegiatan pendukung kegiatan bimbingan dan konseling.





DAFTAR PUSTAKA


Nurihsan, J. (2003). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Bandung: Mutiara.

Mappiare, A. (1982). Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional. 


FAKTOR-FAKTOR DALAM PENDIDIKAN ISLAM

MAKALAH
FAKTOR-FAKTOR DALAM PENDIDIKAN ISLAM
Diajukan untuk memenuhi
Tugas mata kuliyah ilmu pendidikan islam


                                            

Disusun oleh Kelompok V:
1.      M.Ramdoni
 : 151 112 038
2.      Fitriana Ningsih
 : 151 112 001
3.      Syahrul
 : 151 112 030
4.      Rahmat Wiriudi Tri S.
 : 151 112 012
5.      Hendri
 : 151 112 039
6.      Mustofa Sogir
 : 151 112 035
7.      Nurman
 : 151 112 036
8.      Nukman
 : 151 221 123

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB (PBA)                                                                                                         FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) MATARAM
2013


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh………………
Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul ”FAKTOR-FAKTOR PENDIDIKAN”.
Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada mereka yang telah memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.
Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Mataram,juni 2013












                                                                                                                              Penyusun :


                                                                                                                              Kelompok V       



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Era globalisasi ditandai dengan persaingan ekonomi secara hebat dengan terjadinya revolusi teknologi informasi, teknologi komunikasi dan teknologi industri.
Kondisi kemajuan teknologi informasi dan industri tersebut yang berlangsung dengan sangat cepat dan ketat di era globalisasi menuntut setiap orang untuk berbenah diri dalam menghadapi persaingan tersebut.
Tak lepas dari itu, pendidikan Islam juga berperan penting dalam persaingan tersebut. Disinilah tantangan pendidikan termasuk pendidikan Islam diharapkan mampu menampilkan dirinya dalam mendidik dan menghasilkan peserta didik yang berdaya saing tinggi (qualified), serta menangkis asumsi bahwa Islam itu adalah teroris, atau bahkan akan menjadikannya mandul dalam menghadapi gempuran berbagai kemajuan dinamika globalisasi tersebut,

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi pendidikan Islam itu?
2.      Bagaimana teknis pemecahan pengaruh pendidikan Islam?

C.    Tujuan

1.      Mengetahui dan memahami factor-faktor yang mempengaruhi pendidikan islam.
2.      Dapat mengerti teknis pemecahan pengaruh pendidikan islam.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Faktor-Faktor Pendidikan Islam
Dalam melaksanakan pendidikan agama, perlu diperhatikan adanya faktor-faktor pendidikan yang ikut menentukan keberhasilan pendidikan agama tersebut.
Faktor-Faktor Pendidikan itu ada 5 macam, dimana faktor-faktor yang satu dengan yang lainnya mempunya hubungan yang erat. Kelima faktor tersebut adalah :
  1. Anak didik.
  2. Pendidik.
  3. Tujuan Pendidikan.
  4. Alat-alat pendidikan.
  5. Millieu/lingkungan[1]

Jadi dapat disimpulkan bahwa factor-faktor Pendidikan Islam adalah sesuatu yang ikut menentuksn keberhasilan Pendidikan Islam yang memiliki beberapa bagian yang saling mendukung satu sama lainnya. Faktor-faktor Pendidikan Islamselanjutnya juga disebut dengan komponen-komponen pendidikan[2].
Menurut Toto Suharto dalam bukunya filsafat pendidikan Islam dengan memodifikasi konsepsi noeng muhadjir,… mengungkapkan secara filosofis komponen-komponen pokok pendidikan islam kedalam lima komponen, yaitu tujuan pendidikan, pendidik dan peserta didik, kurikulum pendidikan, metode pendidikan, dan konteks pendidikan. Kelima komponen ini adalah merupakan sebuah system, artinya kelima komponen itu merupakan satu kesatuan pendidikan yang masing-masing berdiri sendiri, tetapi berkaitan satu sama lainnya, sehingga terbentuk satu kebulatan yang utuh dalam mencapai tujuan yang diinginkan[3].

B.     Macam-macam Faktor-Faktor Pendidikan Islam
Adapun pembahasan masing-masing faktor atau komponen pendidikan Islam tersebut sebagai berikut.
1.      Faktor Anak Didik / Peserta Didik / Siswa / Murid
Faktor anak didik adalah merupakan salah satu faktor pendidikan yang paling penting  karena tanpa adanya faktor tersebut, maka pendidikan tidak akan berlangsung. Oleh karena itu faktor anak didik tidak dapat digantikan oleh faktor yang lain[4].
Dalam paradigma pendidikan islam, peserta didik merupakan sesuatu yang belum dewasa dan memiliki sejumlah potensi dasar (fitrah) yang perlu dikembangkan. Di sini peserta didik adalah makhluk Allah yang terdiri dari aspek jasmani dan ruhani yang belum mencapai kematangan, baik fisik, mental, intelektual, maupun psikologisnya. Oleh karena itu, ia senantiasa memerlukan bimbingan arahan pendidik agar dapat mengembangkan potensinya secara optimal dan membimbingnya menuju kedewasaan[5].
Peserta didik sebagai subjek pendidikan, menurut Sayyidina Ali Bin Abi Thalib Jika menginginkan keberhasilan meraih ilmu harus memenuhi enam syarat sebagaimana dalam syair ;

الالاتنال العلم إلا بستة * Ø³Ø£Ù†Ø¨ÙŠÙƒ عن مجموعها ببيان
دكاء وحرص واصطبار وبلغة * ÙˆØ¥Ø±Ø´Ø§Ø¯ أستاذ وطول زمان[6]

Yaitu :
1) Cerdas                                             4) mempunyai Bekal
2) Bersungguh-sungguh                      5) Mengikuti Petunjuk Guru (Ustadz)
3) Sabar                                               6) Lama Waktunya

2.      Pendidik / Guru / Ustadz

Pendidik merupakan salah satu komponen penting dalam proses pendidikan, dipundaknya terletak tanggung jawab yang besar dalam upaya mengantarkan peserta didik kearah tujuan pendidikan yang dicitakan. Secara umum, pendidik adalah mereka yang memiliki tanggung jawab mendidik. Mereka adalah manusia dewasa yang karena hak dan kewajibannya melaksanakan proses pendidikan
Selain mendidik pendidik/guru mempunyai 4 empat tugas, yaitu ;
  1. Mengajarkan ilmu pengetahuan agama isalm
  2. Menanamkan Keilmuan dalam jiwa anak.
  3. Mendidik anak agar taat menjalankan agama.
  4. mendidik anak agar berbudi pekerti baik
   Berdasarkan hal diatas seorang guru/dosen disamping mengajarkan ilmu,juga perlu memberikan teladan kepada peserta didik/mahasiswa.Dalam proses belajar mengajar disekolah/kampus ,peran guru/dosen sangat penting dan hendaknya mampu berfungsi sebagaimana orang tua yang mampu memahami,mengayomi dan memberikan perasaan aman kepada peserta didik.Disamping itu juga diharapkan bagi guru/dosen apapun mata ajaran yang menjadi tanggung jawabnya,merupakan sosok yang mampu memberikan teladan perilaku yang islami sekaligus memiliki visi yang jelas dalam peranya mengembangkan pribadi siswa/mahasiswa muslim.Sesuai dengan perilaku perkembangan anak lebih mikudah mengikuti teladan perilaku yang bersifat Visual dibandingkan dengan materi yang disampaikan secara klasikal dan verbalistik.Selain itu,siswa/mahasiswa lebih cendrung meneladani guru/dosen yang juga seperti yang ia ajarkan kepada mereka.
Berdasarkan hal ini M.Ismail Yusanto dalam bukunya Menggugas pendidikan islam mengatakan bahwa,maka guru/dosen perlu memenuhi kualifikasi sebagai berikut:
1.      Amanah,yaitu bertanggung jawab dalam keberhasilan proses pendidikan.Ia betul-betul memiliki komitmen yang tinggi untuk membentuk kepribadian islam pada diri peserta didik/mahasiswanya.Bila tidak,pendidikan yang diharapkan unggul hanya akan menjdi impian.
2.      Kafa’ah atau memiliki skill dibidangnya.pengajar yang tidak menguasai bidangan yang diajarkan nya baik dalam aspek iptek dan keahlian maupun tsaqofah islam tidak akan mampu memberikan hasil optimal pada peserta didik.
3.      Himmah atau memiliki etos kerja yang baik.
4.      Berkepribadian islam.Guru/dosen harus menjadi teladan bagi siswanya agar tidak hanya sekedar menjalankan fungsi mengajar  melainkan juga fungsi mendidik.

D.Tujuan pendidikan
Menurut Dr.Zakiah Daradjat,dkk. Tujuan pendidikan ialah sesuatu yang hendak dicapai dengan kegiatan atau usaha pendidikan. Bila Pendidikan itu berbentuk pendidikan formal, tujuan pendidikan itu harus tergambar dalam suatu kurikulum[7]
M.arif yunus dalam bukunya mengatakan Tujuan Pendidikan islam islam adalah untuk                     membentuk  manusia yang berkarakter,yakni 1.Berkribadian islam, 2.menguasai tsaqofah islam, 3.menguasai ilmu kehidupan  (sain teknologi dan keahlian yang memadai).
a.Berkepribadian islam(Syaksiah islam)
          Tujuan yang pertama ini hakekatnya merupakan konsekwensi keimanan seorang muslim,yakni bahwa seorang muslim harus memegang indentitas muslimanya yang tampak pada cara berfikir dan cara bersikapnya yang senantiasa dilandaskan pada ajaran islam.
        Pada prinsipnya ada tiga langkah metode pembentukan  dan pengembangan kepribadian islam.1.menanamkan aqidah islam dengan metode yang menggugah akal menggentarkan jiwa dan menyentuh perasaan. 2.mendorong peserta didik agar menegakkan bangunan cara berfikir dan perilakunya diatas aqidah dan syari’ah islam. 3.senantiasa mengisi pemikirannya dengan tsaqofah islam dan mengamalkanya dalam seluruh aspek kehidupannya dalam rangka melaksanakan ketaatan kepada Allah.
  b.Mengusai tsaqofah islam
           Dalam mengusai hal ini islam telah mewajibkan agar  setiap muslim menuntut ilmu.Imam Al Ghazali dalam ihya ulumuddin,Bab ilmu,berdasarkan takaran kewajibanya membagi ilmu menjadi dua katagori,yakni (1).ilmu fardhu A’in misalnya ilmu tsaqofah islam,seperti pemikiran,ide,dan hukum-hukum islam,bahasa arab,sirah nabawiyah,ai qur’an ,al hadits  dll. (2)Ilmu fardhu  kifayah.ilmu yang termasuk dalam golongan ini adalah ilmu kehidupan yang ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta keahlian misalnya,ilmu   kimia,biologi,fisika,kedokteran,pertanian,teknik dan lain sebagainya
c.Menguasai sain dan tekhnologi
    mengusai ilmu iptek agar umat islam mampu mencapai kemajuan material sehingga menjalankan misi sebagai khalifah Allah Allah SWT dengan baik di muka bumi.Islam menetapkan penguasaan ilmu kehidupan sebagai fardu kehidupan.
    Pada hakekatnya ilmu pengetahuan terdiri atas dua hal,yakni pengetahuan yang dapat mengembangkan akal pekiran sehingga ia dapat menentukan suatu tindakan tertentu dan pengetahuan mengenai perbuatan itu sendiri.
     Disisi lain akal pulalah yang dapat memacu kehendak untuk maju menguasai iptek sebagai buah dari keimanan seorang muslim.Rasul SAW memberikan contoh.Dalam Kitab al fathul kabir,jilid 111,diketahui bahwasanya Rasul pernah mengutus dua orang sahabatnya ke negeri yaman guna mempelajari teknik pembutan senjata yang mutakhir untuk ukuran pada waktu itu yang bernama Dabbabah,sejenis tank yang terdiri atas kayu tebal berlapis kulit dan tersusun dari roda-roda yang dapat menerjang benteng lawan.Dalam kitab Al furusiyah (Ibnul Qoyyim),diriwayatkan bahwasanya Rasulullah sutu ketika melihat dan menunjuk busur-busur panah buatan orang-orang arab.Beliau berkata:’’Dengan ini,dengan busur-busur,tombak ,Allah SWT mengokohkan kekuasaan didalam negeri dan menolong kalian atas lawan-lawanmu.Hal ini jelas bahwa islam sangat memperhatikan IPTEK.     



3.      Faktor Alat / Media Pendidikan
Adapun yang dimaksud dengan alat pendidikan ialah segala sesuatu yang dipergunakandalam usah untuk mencapai tujuan dari pendidikan.
Dengan demikian yang dimaksud dengan alat pendidikan agama ialah; Segala sesuatu yang dipakai dalam mencapai tujuan pendidikan agama. 
Dalam memilih alat / media pendidikan ada beberapa faktor yang harus diperhatikan. Seperti yang diajukan oleh Heinick,dkk (1982) yang berupa model perencanaan penggunaan media yang efektif yang dikenal dengan istilah (ASSURE) adalah singkatan dari : Analyze Learner Characteristik, State Objektive, Select, or Modify Media, Utilize, Require Learner Response and Evaluate. Model ini menyarankan ada 6 kegiatan utama dalam perencanaan pengajaran sebagai berikut :

a.       Menganalisis Karakteristik umum kelompok sasaran, apakah mereka siswa SD/SMP/SLTA/PT/ organisasi pemuda, perusahaan, usia, Jeniskelamin, latar belakang sosial budaya, sosial, Ekonomi.
b.      Merumuskan tujuan pengajaran.
c.       Memilih, memodifikasi / merancang dan mengembangkan materi dan media yang tepat.
d.      Menggunakan mteri dan media (Bagaimana dan berapa waktu yang dibutuhkan untuk menggunakannya) ruang dan fasilitas lain.
e.       Meminta tanggapan dari siswa.
f.       Mengevaluasi proses belajar mengajar.


4.      Macam –Macam Alat Pendidikan Islam
Alat-alat pendidikan agama dapat dikelompokkan menjadi 3 dengan uraian atau klasifikasi sebagai berikut :
a.       Alat Pengajaran Agama: Yang dibedakan menjadi tiga ;
·   Alat pengajaran Klasikal, Seperti Papan Tulis, kapur dan lain-lain.
·   Alat Pengajaran Individual. Seperti alat tulis, buku pelajaran dan lain-lain.
·   Alat Peraga.
b.      Alat-alat Pendidikan Langsung : termasuk alat pendidikan yang langsung juga ialah dengan menggunakan emosi dan dramatisasi dalam menerangkan masalah agama. Karena agama lebih menyangkut perasaan.
c.       Alat-alat Pendidikan tidak Langsung : Alat yang bersifat kuratif. Agar dengan demikian anak-anak menyadari perbuatannya yang salah dan berusaha untuk memperbaikinya.

5.      Faktor Lingkungan
Lingkungan merupakan sesuatu yang mempengaruhi pada pertumbuhan dan perkembangan jiwa anak. Adapun pengaruh lingkungan dapat dibagi menjadi dua, yaitu positif dan negative, adapun uraiannya sebagai berikut;
  1. Pengaruh lingkungan dapat dikatakan positif, bila mana lingkungan itu dapat memberikan dorongan atau motivasi dan rangsangan kepada anak untuk berbuat hal-hal yang baik.
  2. Sebaliknya pengaruh lingkungan dapat dikatakan Negatif bila mana keadaan sekitarnya anak itu tidak memberikan pengaruh baik.

Karena itu berhasil atau tidaknya pendidikan agama di sekolah juga banyak ditentukan oleh keadaan lingkungan daripada anak didik[8]





BAB III
KESIMPULAN
1.      Faktor-faktor yang mempegaruhi pendidikan islam adalah tujuan pendidikan, pendidik, anak didik, lingkungan dan alat-alat pendidikan.
2.      Problematika pendidikan Islam itu, timbul karena kurangnya pemahaman tentang pendidikan Islam itu sendiri.




DAFTAR PUSTAKA

Suharto Toto, Filsafat Pendidikan Islam,Ar Ruzz, Jogjakarta,2006.
Z.AG.S, Methodik Khusus Pendidkan agama, Cetakan Ke VIII,Malang, 198
Yusanto ismail,Menggugas pendidikan islam,cetakan 2 Bogor 2011.
FOOT NOTE

[1] Z.AG.S, Methodik Khusus Pendidkan agama, Cetakan Ke VIII,Malang, 1983. Hal. 28
[2] Pemakalah.
[3] Toto Suharto, Op.Cit.Hal. 111
[4] Z.AG.S, Op.Cit. Hal. 29
[5] Toto Suharto, Op.Cit.Hal. 123
[6] Syekh Ibrahim bin Ismail, Ta’limul Muta’allim, Toha Putra,Semarang.Hal.15
[7] Dr.Zakiah Daradjat,dkk,Metodologi Pengajaran Agama Islam, Bumi Angkasa, Jakarta, 2001.Hal.72.
[8] Z.AG.S, Op Cit. Hal.54 – 56.


follow me in

adv



From: http://www.nusaresearch.net/public/recommend/recommend

clik me

yours comment here