Counter

Followers

Jumat, 30 Agustus 2013

METODE PEMBELAJARAN DALAM AL-QUR"AN dan APLIKASINYA


Untuk menciptakan proses pembelajaran yang efektif, diperlukan adanya pendekatan atau metode. Pertama ekspositori, metode mengajar yang biasa digunakan dalam pengajaran ekspositori adalah metode ceramah dan demonstrasi. Kedua, pembelajaran dengan mengaktifkan siswa. Dalam metode ini siswa lebih banyak aktif, namun tidak berarti guru tinggal diam. Guru memberikan petunjuk, mengarahkan anak didik tentang apa yang harus dilakukan. Hal yang harus diperhatikan dalam peroses pembelajaran dengan menggunakan berbagai metode ialah bagaimana  menjadikan peserta didik paham dan bisa memperkatikkan apa yang disamapaikan oleh guru yang bisa diterima setelah mendengarkan guru dalam penyampaian pelajaran dengan metode yang digunakan oleh guru tersebut. Banyak Guru yang menyampaikan materi namun siswa masih saja kebingungan dengan apa yang dijelaskan, bahkan tidak mengerti sama sekali, yang akhirnya seorang murid tersebut mengeluh dan mengatakan sesuatu yang tentu tidak ingin didengarkan oleh guru itu. Walau guru hanya berkewajiban menyampaikan saja, namun kualitas guru itu bisa terlihat jelas ketika dia menyampaikan suatu materi, mengerti atau tidakkah murid yang menerima penjelasan tersebut?  Jika murid itu mengerti dan merasa puas dengan metode dan penjelasan guru, maka bisa dikatakan guru itu telah menguasai cara-cara penyampaian atau yamg disebut dengan metode tersebut, dan bisa dikatakan juga guru itu sudah sesuai dengan jabatan yang ia duduki saat itu. Namun apabila sebaliknya guru hanya menyampaikan saja, tanpa memperdulikan mengerti atau tidaknya murid, itulah guru yang belum bisa dikatakan guru sepenuhnya, karena rasa ketidak pedulian itulah dia belum bisa dikatakan menjadi guru sepenuhnya, di samping itu juga murid sangat membutuhkan yang namanya “mengerti” hingga dia membutuhkan penjelasan dan metode dari guru tersebut. Oleh karena itu dalam pembelajaran baik siswa dan guru sama-sama harus memiliki suatu metode, terlebih kepada seorang guru yang sebagai penyampai ilmu.
Adapun metode yang banyak dipakai ialah sebagai berikut. 
a)      Tanya jawab
b)      Diskusi
c)      Pemberian tugas
d)     Pengamatan dan percobaan
e)      Pemecahan masalah
Metode yang dianjurkan dalam al-qur’an :
1.      Metode Dialog Qur’āni Dan Nabawi
Metode dialog Qur’āni dan Nabawi adalah metode pendidikan dengan cara berdiskusi sebagaimana yang digunakan oleh Alquran dan atau hadis-hadis Nabi. Metode ini, disebut pula metode khiwār yang meliputi dialog khitābi dan ta’abbudi(bertanya dan lalu menjawab); dialog deksriftif dan dialog naratif (menggambarkan dan lalu mencermati); dialog argumentatif (berdiskusi lalu mengemukakan alasan kuat); dan dialog Nabawi (menanamkan rasa percaya diri, lalu beriman). Untuk yang terakhir ini, (dialog Nabawi) sering dipraktekkan oleh sahabat ketika mereka bertanya sesuatu kepada Nabi saw.
Dialog qur’āni-nabawimerupakan jembatan yang dapat menghubungkan pemikiran seseorang dengan orang lain sehingga mempunyai dampak terhadap jiwa peserta didik.
Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yakni:
a.       permasalahan   yang    disajikan tersebut dinamis.
b.      peserta dialog tertarik untuk terus mengikuti jalannya percakapan itu
c.       dapat membangkitkan perasaan dan menimbulkan kesan dalam jiwa
d.      topik pembicaraan yang disajikan secara realistis dan manusiawi
Dapat dirumuskan bahwa dialog qur’āni-nabawi adalah metode  efektif yang harus dimiliki seorang pendidik dalam upaya menanamkan iman pada diri seseorang, sehingga sikap dan perilakunya senantiasa terkontrol dengan baik.

2.      Metode   Kisah    Qur’āni    Dan            Nabawi
Metode kisah disebut pula metode “cerita” yakni cara mendidik dengan mengandalkan bahasa, baik lisan maupun tertulis dengan menyampaikan pesan dari sumber pokok sejarah Islam, yakni al-Qur’an dan Hadis.
Salah satu metode yang digunakan al-Qur’an untuk mengarahkan manusia ke arah yang dikehendakinya adalah dengan menggunakan cerita (kisah).
Dalam al-Qur’an dijumpai banyak kisah, terutama yang berkenaan dengan misi kerasulan dan umat masa lampau. Muhammad Qutb berpendapat bahwa kisah-kisah yang ada dalam al-Qur’an dikategorikan ke dalam tiga bagian; pertama, kisah yang menunjukkan tempat, tokoh dan gambaran peristiwa; kedua, kisah yang menunjukkan peristiwa dan keadaan tertentu tanpa menyebut nama dan tempat kejadian; ketiga, kisah dalam bentuk dialog yang terkadang tidak disebutkan pelakunya dan dimana tempat kejadiannya.
Pentingnya metode kisah diterapkan dalam dunia pendidi-kan karena dengan metode ini, akan memberikan kekuatan psikologis kepada peserta didik, dalam artian bahwa; dengan mengemukakan kisah-kisah nabi  kepada peserta didik, mereka secara psikologis terdorong untuk menjadikan nabi-nabi tersebut sebagai uswah(suri tauladan).

3.      Metode Perumpamaan

Metode ini, disebut pula metode “amstāl” yakni cara mendidik dengan memberikan  perumpamaan, sehingga mudah memahami suatu konsep. Perumpamaan yang diungkapkan al-Qur’an memiliki tujuan edukatif yang ditunjukkan oleh kedalaman makna dan ketinggian maksudnya.
Metode ini terdapat dalam firman Alloh dalam surat Al  A’raf.

ولو شئنا لرفعناه بها ولكنه اخلد الى الارض واتبع هواه فمثله كمثل الكلب ان تحمل عليه يلهث او تتركه يلهث ذالك مثل القوم الذين كذبوا بايات الله فاقصص القصص لعلهم يتفكرون                                             
pada firman Allah ini menceritakan tentang seorang lelaki dari Bani Israil yang dipilihkan kekeyaan atau ilmu, akan tetapi lelaki itu memilih harta dari pada ilmu, sehingga ia menjadi rakus dan serakah yang Alloh umpamakan seperti anjing yang rakus. Begitulah manusia jika sudah menjadi serakah dia akan melupakan semuanya dan menganggap dirinya paling berkuasa. Dan seandainya dia memelih ilmu pasti dia akan menjadi mulia di sisi Allah dan diangkat derajatnya setinggi-tingginya akan tetapi dia memilih harta dan dia tetap berada di bumi menjadi orang yang rakus dan serakah.
Kelebihan metode perumpamaan antara lain:
a.       Memudahkan memahami suatu konsep yang abstrak. Hal ini dimungkinkan karena perumpamaan mengambil benda sebagai contoh konkrit dalam al-Qur’an.
b.      Melatih anak didik untuk terbiasa berpikir analogis melalui penyebutan premis-premis.
c.       Mengembangkan aspek emosional dan mental anak didik.
4.      Metode  Keteladanan
Metode ini, disebut pula metode “meniru” yakni suatu metode pendidikan dan pengajaran dengan cara pendidik memberikan contoh teladan yang baik kepada anak didik. Dalam al-Qur’an, kata teladan diproyeksikan dengan kata uswah yang kemudian diberi sifat di belakangnya seperti sifat hasanah yang berarti teladan yang baik. Metode keteladanan adalah suatu metode pendidikan dan pengajaran dengan cara pendidik memberikan contoh teladanan yang baik kepada anak didik agar ditiru dan dilaksanakan. Dengan demikian metode keteladanan ini bertujuan untuk menciptakan akhlak al-mahmudah kepada peserta didik.
Acuan dasar dalam berakhlak al-mahmudah atau al-karimah adalah Rasulullah dan para Nabi lainnya yang merupakan suri tauladan bagi umatnya. Seorang pendidik dalam berinteraksi dengan anak didiknya akan menimbulkan respon tertentu baik positif maupun respon negatif, seorang pendidik sama sekali tidak boleh bersikap otoriter, terlebih memaksa anak didik dengan cara-cara yang dapat merusak fitrahnya.
Keteladanan dalam dunia pendidikan merupakan influitif yang paling meyakinkan keberhasilannya dalam mempersiapkan dan membentuk moral spiritual dan sosial anak didik. Keteladanan itu ada dua macam, yaitu:

a.       Sengaja berbuat untuk secara sadar ditiru oleh anak didik.
b.      Berperilaku sesuai dengan nilai dan norma sehingga tanpa sengaja menjadi teladan bagi anak didik.
5.      Metode  Hikmah, Mau’izha, dan Mujadalah
Metode ini, disebut pula metode “nasehat” yakni suatu metode pendidikan dan pengajaran dengan cara pendidik memberikan motivasi. Metode hikmah dan atau mau’izhah (nasehat) sangat efektif dalam pembentukan keimanan, mempersiapkan moral, spiritual dan sosial anak didik. Nasehat dapat membukakan mata anak didik terhadap hakekat sesuatu, serta memotivasinya untuk bersikap luhur, berakhlak mulia dan membekalinya dengan prinsip-prinsip Islam. Alloh swt dalam firmannya yang menjelaskan metode tersebut ialah sebagai berikut:
ا دع الى سبيل ربك بلحكمة  والموعظة الحسنة وجادلهم بالتي هي احسن ان ربك اعلم بمن ضل عن سبيله وهو اعلم بالمهتدين.
 Firman Allah ini menyatakan bahwa metode hikmah   dan mauizah itu harus dimiliki oleh seorang guru secara umum. Dan Menurut al-Qur’an, metode mujadalah itu hanya diberikan kepada mereka yang melanggar peraturan dalam arti ketika suatu kebenaran telah sampai kepadanya, mereka seakan tidak mau tahu kebenaran tersebut terlebih melaksanakannya.  Pernyataan ini menunjukkan adanya dasar psikologis yang kuat, karena orang pada umumnya kurang senang dinasehati, terlebih jika ditujukan kepada pribadi tertentu. Maka jika hal demikian terjadi, bantah atau tegurlah dengan cara baik yang sudah diajarkan oleh Al Quran.
6.      Metode Targhib  dan Tarhib
Metode ini, disebut pula metode “ancaman” dan atau “intimidasi” yakni suatu metode pendidikan dan pengajaran dengan cara pendidik memberikan hukuman atas kesalahan yang dilakukan peserta didik.
Istilah targibdan tarhib dan dalam al-Qur’an dan al-Sunnah berarti ancaman atau intimidasi melalui hukuman yang disebabkan oleh suatu dosa kepada Allah dan rasul-Nya. Jadi, ia juga dapat diartikan sebagai ancaman Allah melalui penonjolan salah satu sifat keagungan dan kekuatan Ilahiah agar mereka (peserta didik) teringat untuk tidak melakukan kesalahan.
Ada beberapa kelebihan metode targib dan tarhib ini, antara lain :
a.       Targib dan tarhib bertumpu pada pemberian kepuasan dan argumentasi.
b.      Targib dan tarhib disertai gambaran keindahan surga yang menakjubkan atau pembebasan azab neraka.
c.       Targib dan tarhib Islami bertumpu pada pengobatan emosi dan pembinaan afeksi ketuhanan.
d.      Targib dan tarhib bertumpu pada pengontrolan emosi dan keseimbangan antara keduanya.
APLIKASI / KENYATAAN DALAM SEBUAH ORGANISASI PENDIDIKAN
Nama organisasi / lembaga      : Mts. Nurul Jannah
Alamat                                    : Jl. Energi no._ Banjar, Ampenan Selatan

Dari kesekian metode yang disajikan dalam al-qur’an dan yang telah dipaparkan diatas, lembaga ini (dari pengamatan yang pernah dilakukan) ternyata hanya mampu menerapkan sebagian dari yang seharusnya ada, sebagai lembaga yang berlandaskan islam, seharusnya semua metode yang ada dalam persfektif islam telah dan selalu digunakan demi kemaslahatan SDM (siswa). Untuk lebih jelasnya, kita ungkit satu per satu.
1.      Metode Dialog
Metode ini adalah metode yang harus ada dalam setiap instansi, bukan hanya dikalangan yang berlabelkan islam, bahkan yang bernaung atas nama Negara sekalipun. Dalam aplikasinya, semua jenis lembaga pendidikan memang mengaplikasikannya, karena ini metode yang terhitung efektif dan mudah dijangkau. Dan dari kalangan manapun akan sangat bisa untuk menjalankannya.
Pada umumnya, metode ini minimal dilakukan satu kali dalam satu materi agar peserta didik lebih mengetahui hal-hal yang belum tercantum atau hal-hal yang belum dia pahami dari materi tersebut, disekolah ini metode Dialog sering dilakukan bahkan setiap hari guna mengantisipasi ketidak fahaman peserta didik.

2.      Metode Qisah / cerita , Amsal / perumpamaan, Keteladanan, Motivasi/ Hikmah.
Aplikasi keempat metode ini akan selalu ada disetiap lembaga pendidikan yang berlabelkan islam, tidak terkecuali lembaga pendidikan ini, karena metode tersebut sangat cocok digunakan dalam menceritakan kisah-kisah keteladanan sahabat, keburukan yang tidak boleh ditiru dan perumpamaan-perumpamaan yang terkait yang dapat memberikan doronga semangat motivasi untuk melakukannya dan meninggalkannya.
Mengaplikasikan metode ini sangatlah efektif dalam setiap materi yang membawa pada masa lalu untuk diceritakan. Dalam lembaga pendidikan ini sering sekali mengisahkan dan mengambil hikmah dari kisah-kisah sahabat Nabi dan ummat sebelumnnya dengan tujuan menambah semangat keimanan kepada sang kholik.



Tidak ada komentar:

follow me in

adv



From: http://www.nusaresearch.net/public/recommend/recommend

clik me

yours comment here