Counter

Followers

Kamis, 29 Agustus 2013

Subyek Pendidikan Dalam Perspekitf Al Qur'an Dan Aplikasinya

PEMBAHASAN
“SUBYEK PENDIDIKAN”
A.    Subyek Pendidikan Dalam Perspektif Tafsir Surat Ar-Rahman : 1 – 4
Bunyi ayat :
الرحمن,علم القران,خلق الإنسان,علمه البيان
Artinya :
            Allah yang maha pemurah,Yang telah mengajarkan Al-Quran, Dia menciptakan manusia, Mengajarnya pandai berbicara.

a.       Tafsir Surat Ar-Rahman : 1 – 4
Ayat 1 dan 2 : Pada ayat ini Allah yang maha pemurah menyatakan bahwa Dia telah mengajar Muhammad Al-Quran dan Muhammad telah mengajarkan umatnya. Ayat ini turun sebagai bantahan bagi penduduk Makkah yang mengatakan “Sesungguhnya Al-Quran itu diajarkan oleh seorang manusia kepadanya (Muhammad)”.An-nahl- 103.
Oleh karena ayat ini mengungkapan beberapa nikmat Allah atas hambaNya, maka surat ini dimulai dengan menyebut nikmat yang paling besar faedahnya dan paling banyak manfaatnya bagihamba-Nya, yaitu nikmat mengajar Al-Quran. Maka manusia dengan mengikuti ajaran Al-Quran akan berbahagialah di dunia dan di akhirat dan dengan berpegang teguh pada petunjuk-petunjuk-Nya niscaya akan tercapailah tujuan di kedua tempat tersebut. Al-Quran adalah induk kitab-kitab samawi yang diturunkan kepada sebaik-baik makhluk Allah yang berada di bumi ini.
Ayat 3 dan 4 : Dalam ayat ini Allah menyebutkan nimat kejadian manusia yang menjadi dasar semua persoalan dan pokok segala sesuatu. Sesudah Allah menyatakan nikmat mengajar Al-Quran pada ayat yang lalu, maka pada ayat ini Allah menciptakan jenis makhluk-Nya ini dan diajarkan-Nya pandai membicarakan tentang apa yang tergores dalam jiwanya dan apa yang terpikir oleh otaknya, kalaulah tidak mungkin tentu Muhammad tidak akan mengajarkan Al-Quran kepada umatnya.
b.      Subjek Pendidikan Menurut Surat Ar-Rahman Ayat 1 – 4
·         Ar-Rahman
            Ar-Rahman adalah salah satu dari sekian banyak sifat Allah, yang mengandung makna pengasih kepada seluruh makhluknya didunia tanpa terkecuali, baik makhluk yang taat ataupun yang mengingkarinya, bahkan kepada iblispun Allah masih “sayang”. Ayat pertama ini kaitannya dengan pendidikan adalah seorang pendidik atau guru harus mempersiapkan dirinya dengan sifat rahman, yaitu mempunyai sifat pengasih kepada seluruh peserta didik atau murid tanpa pandang bulu, baik kepada murid yang pintar, bodoh, rajin, malas, baik ataupun nakal
·         ‘Allamal Qur’an
            Al-quran adalah kalamullah atau firman Allah, bukan ucapan Nabi atau manusia lainnya. Al-quran merupakan sumber utama dalam pendidikan islam. Menurut Drs. Ahmad D Marimba dalam bukunya “Pengantar Filsafat Pendidikan Islam” menuliskan : Apakah dasar pendidikan Islam? Singkat dan tegas ialah firman Allah dan sunnah Rasulullah. Kalau pendidikan diibaratkan bangunan, maka isi Al-quran dan hadislah yang menjadi fundamennya.
            Al-quran dijadikan sebagai sumber pendidikan Islam yang pertama dan utama karena Al-quran memiliki nilai absolut yang diturunkan dari Tuhan. Allah Swt menciptakan manusia dan Allah pula yang mendidik manusia, yang mana isi pendidikan itu telah termaktub dalam wahyu-wahyu Nya. Tidak satu persoalanpun, termasuk soal pendidikan, yang luput dari jangkauan Al-quran.
·         Kholakol Insan
            Manusia adalah makhluk yang mungkin, dapat dan harus dididik, sesuai dengan hakekatnya sebagai makhluk ciptaan Allah Swt, yang hidup sebagai satu diri (individu) dalam kebersamaan (sosialitas) dalam masyarakat, dan karena memiliki kemungkinan tumbuh dan berkembang, di dalam keterbatasannya sebagai manusia. Pendidikan menjadi keharusan bagi manusia, karena empat fakta yang dihadapinya dalam kehidupan. Manusia hanya akan menjadi manusia karena pendidikan. Mendidik berarti memanusiakan, Jadi Khalakol Insan (Menciptakan Manusia). Menilik tujuan utama dari pendidikan adalah mencetak manusia yang sempurna, yang berilmu, berakhlak dan beradab. Tentu tidak ada manusia yang sempurna, namun berusaha menjadi manusia yang sempurana adalah suatu kewajiban.

·         ‘Allamahul Bayan

Ayat ini kaitannya dengan proses pendidikan adalah seorang guru apapun pelajaran yang disampaikan, sampaikanlah dengan sejelas-jelasnya, sampai pada tahap seorang siswa (subyek didik) benar-benar faham. AI-Bayan berarti jelas. Namun ia tidak terbatas pada ucapan, tetapi mencakup segala bentuk ekspresi, termasuk seni dan raut muka. Suatu hal yang juga sangat perlu diperhatikan oleh seorang pendidik (guru) dalam mengajar, membimbing, dan melatih muridnya adalah “kebutuhan dan kode etik murid”


B.     Subyek Pendidikan Dalam Perspektif Tafsir Surat An-Najm : 5-6

Bunyi ayat:
        علمه شديدالقوى,ذو مرة فاستوى
Artinya :
Yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuatو Yang mempunyai akal yang cerdas; dan (Jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang asli.
a.       Tafsir Surat An-Najm : 5 – 6
Kata ‘Allamahu atau yang diajarkan kepadanya bukan berarti bahwa wahyu tersebut bersumber dari malaikat Jibril. Seorang yang mengajar tidak mutlak mengajarkan sesuatu yang bersumber dari sang pengajar.
Kata mirrah terambil dari kalimat amrartu al-habla yang berarti melilitkan tali guna menguatkan sesuatu. Kata dzu mirrah digunakan untuk menggambarkan kekuatan nalar dan tingginya kemampuan seseorang
b.      Subyek Pendidikan Menurut Surat An-Najm 5-6
Kaitannya dengan judul makalah kami yakni subyek pendidikan, yang dimaksud pengajar atau yang menjadi subyek disini adalah Malaikat Jibril, bukan berarti bahwa wahyu tersebut bersumber dari Malaikat Jibril. Seseorang yang mengajar tidak mutlak mengajarkan sesuatu yang bersumber dari sang pengajar. Bukankah kita mengajar seorang anak membaca, padahal bacaan itu juga bukan merupakan karya kita? Menyampaikan sesuatu secara baik dan benar adalahsatu bentuk pengajaran. Malaikat menerima wahu dari Allah dengan tugas menyampaikannya secara baik dan benar kepada Nabi Muhammad Saw., dan itulah yang dimaksud pengajaran disini.
Sedangkan jika dikaitkan dengan pengajar atau pendidik yakni seorang guru, maka dapat di ambil beberapa kriteria guru yakni diantaranya adalah seorang guru itu harus mempunyai kekuatan, baik kekuatan secara jasmani maupun rohani. Kekuatan jasmani yakni berupa totalitas dalam mengajar, penampilan dan perilaku yang baik,karena perilaku kita akan dijadikan cerminan oleh murid-murid kita.
Sedangkan yang dimaksud dengan kekuatan rohani yakni cerdas aqliyah maupun fi’liyah, kesungguhan dalam menyampaikan mata pelajaran kepada anak didik, serta kesabaran dalam mendidik dan menanamkan akhlakul karimah kepada peserta didik.

C.    Subyek Pendidikan Dalam Perspektif Tafsir Surat An-Nahl: 43-44
Bunyi ayat:
وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ إِلا رِجَالا نُوحِي إِلَيْهِمْ فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لا تَعْلَمُونَ,بِالْبَيِّنَاتِ وَالزُّبُرِ وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ إِلَيْهِمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُون
Artinya :
Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui, keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. Dan Kami turunkan kepadamu Al Qur'an, agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan.
a.       Penjelasan Tafsir  Ayat
وَمَا اَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ اِلأَ رِجَلآ نٌوْحِيْ اِلَيْهِمْ  = Tidakkah Kami mengutus para rasul sebelummu kepada umat-umat untuk mengajak mereka agar mentauhidkan Aku dan melaksanakan perintah-Ku, kecuali mereka itu adalah laki-laki dari Bani Adam yang Kami wahyukan kepada mereka, bukan para malaikat. Ayat ini menguraikan kesesatan pandangan mereka menyangkut kerasulan Nabi Muhammad SAW. Dalam penolakan itu mereka selalu berkata bahwa manusia tidak wajar menjadi utusan Allah, atau paling tidak dia harus disertai oleh malaikat.
فَسْئَلُوْا اَهْلَ ألذِّكْرِ اِنْ كُنْتُمْ لاَ تَعْلَمُوْنَ  = Maka tanyakanlah kepada ahli kitab dahulu diantara orang-orang Yahudi dan Nasrani, apakah para utusan yang diutus kepada mereka itu manusia ataukah malaikat? Jika mereka itu malaikat silakan kalian ingkari Muhammad SAW tetapi jika mereka itu manusia, jangan kalian ingkari dia.
Sesudah itu Allah SWT memerintahkan kepada orang-orang musyrik agar bertanya kepada orang-orang Ahli Kitab sebelum kedatangan Muhammad saw, baik kepada orang-orang Yahudi ataupun kepada orang-orang Nasrani. أهل الذكر (Ahli dzikri): Ahli kitab yaitu orang-orang Yahudi dan Nasrani yang telah menerima kitab-kitab dan ajaran dari Nabi-nabi terdahulu. Di sini tersebut Ahlu-Dzikr, orang yang ahli peringatan, atau orang yang berpengetahuan lebih luas. Arti umum ayat menyuruhkan orang yang tidak tahu bertanya kepada yang lebih tahu, karena ilmu pengetahuan itu adalah umum sifatnya, berfaedah mencari kebenaran. Menurut yang diriwayatkan oleh Mujahid dari Ibnu Abbas bahwa ahlu-dzikri di sini maksudnya ialah Ahlul-kitab. Sebelum ahlu kitab ini dipengaruhi oleh nafsu ingin menang sendiri, mereka akan mengakui bahwa Nabi-nabi dan Rasul-rasul yang terdahulu itu semuanya adalah manusia belaka, manusia pilihan yang diberi wahyu oleh Allah.
Apakah di dalam kitab-kitab mereka itu disebutkan suatu keterangan bahwa Allah pernah mengutus malaikat kepada mereka. Maka kalau disebutkan di dalam kitab mereka itu bahwa Allah pernah menurunkan malaikat sebagai utusan Allah bolehlah mereka itu mengingkari kerisalahan Muhammad. Akan tetapi apabila yang disebutkan di dalam kitab mereka Allah hanya mengirim utusan kepada mereka manusia yang sejenis dengan mereka maka tidak benarlah apabila orang-orang musyrik itu mengingkari kerisalahan Muhammad saw.
Dengan ayat ini kita mendapat pengertian bahwasannya kita boleh menuntut ilmu kepada ahlinya, dimana saja dan siapa saja, sebab yang kita cari ialah kebenaran.
بِالْبَيِّنٰتِ وَالزُّبُرِ  = keterangan-keterangan dan zubur, para rasul yang diutus sebelum itu semua membawa keterangan-keterangan yakni mukjizat-mukjizat nyata yang membuktikan kebenaran mereka sebagai rasul dan sebagian pembawa pula zubur yakni kitab-kitab yang mengandung ketetapan-ketetapan hukum dan nasihat-nasihat yang seharusnya menyentuh hati. Kata Zubur yakni tulisan, yang dimaksud disini adalah Taurat, Injil, Zabur dan Shuhuf Ibrahim as. Allah SWT menjelaskan bahwa rasul-rasul itu diutus dengan membawa keterangan-keterangan yang membuktikan kebenarannya, yaitu mukjizat dan kita-kitab. Yang dimaksud dengan keterangan di dalam ayat ini ialah dalil-dalil yang membukakan kebenaran kerisalahannya dan di maksud dengan Az Zabur ialah kitab yang mengandung tuntunan hidup dan tata hukum yang diberikan oleh Allah kepada hamba Nya. 
وَأَنْزَلْناَاِلَيْكَ الذِّكْرَلِتُبَيِّنَ للِنَّاسِ مَانُزِّلَ اِلَيْهِمْ = dan Kami turunkan padamu adz-dzikr agar engkau menerangkan kepada manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka. Kata adz-dzikr disini adalah al Qur’an, dari segi bahasa adalah antonim kata lupa. Al Qur’an dinamai demekian karena ayat-ayatnya berfungsi mengingatkan manusia. Dan Allah SWT menerangkan pula bahwa Dia telah menurunkan al-Qur’an kepada Nabi Muhammad saw, agar beliau memberikan penjelasan kepada manusia apa saja yang telah diturunkan kepada mereka , yaitu perintah-perintah, larangan-larangan, aturan-aturan hidup lainnya yang harus mereka perhatikan, dan kisah-kisah umat-umat terdahulu agar supaya dijadikan suri tauladan  dalam menempuh kehidupan di dunia.
Pengulangan kata turun dua kali yakni وَأَنْزَلْناَاِلَيْكَ  dan مَانُزِّلَ اِلَيْهِمْ  mengisyaratkan perbedaan penurunan yang dimaksud, yang pertama adalah penurunan al Qur’an kepada Nabi Muhammad yang bersifat langsung dari Allah dan dengan redaksi pilihan-Nya sendiri. Sedang yang kedua adalah ditujukan kepada manusia seluruhnya. Juga agar Nabi saw menjelaskan kepada mereka hal-hal yang mereka anggap, yaitu menjelaskan hukum-hukum yang terkandung dalam Al-Qur’an  serta memerinci kandungannya yang bersifat global sesuai dengan kemampuan berpikir dan kepahaman mereka terhadap tujuan-tujuan pembentukan syari’at.
وَلَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُوْنَ = Supaya mereka berfikir, yakni agar mereka berfikir dan tidak mengikuti jejak para pendusta terdahulu sehingga mereka tidak ditimpa azab seperti yang telah ditimpakan kepada mereka. Allah tidak membinasakan mereka dengan azab yang cepat, akan tetapi dengan keadaan yang menakutkan seperti angin kencang, petir dan gempa. Disini terdapat penangguhan waktu yang mungkin didalamnya terdapat pengabaian, ini adalah salah satu dampak rahmat Allah terhadap hamba-Nya.
Di akhir ayat Allah SWT menandaskan agar mereka suka memikirkan kandungan isi Al-Qur’an dengan pemikiran yang jernih baik terhadap prinsip-perinsip hidup yang terkandung di dalamnya, tata aturan yang termuat di dalamnya serta tamsil ibarat yang ada di dalam ayat-ayatnya, agar mereka itu memperoleh kesejahteraan hidup di dunia dan kebahagiaan hidup di akhirat.
D.    Pelajaran Ayat Dan Kaitannya Dengan Subyek Pendidikan
Pelajaran yang terkandung dalam dua ayat di atas, antara lain :
a)      Wajib bertanya kepada orang yang berilmu bagi orang yang tidak tahu tentang urusan   agamanya, baik itu masalah akidah, ibadah, maupun hukum.
b)      As-Sunnah merupakan kebutuhan mutlak, karena as-Sunnah menjelaskan secara rinci kandungan al-Qur’an yang bersifat global dan menjelaskan makna-maknanya.
Kaitannya dengan subyek pendidikan adalah bahwa orang-orang yang berilmu dan Rasulullah saw adalah sebagai pelaku pendidikan. Orang-orang yang berilmu harus menjawab pertanyaan orang-orang yang bertanya tentang urusan agamanya, baik dalam masalah akidah, ibadah maupun masalah hukum. Juga Rasulullah saw menjelaskan secara rinci kandungan al-Qur’an yang bersifat global, dan menerangkan makna-maknanya.






REALISASI DALAM KEHIDUPAN
(APLIKASI SUBYEK PENDIDIKAN)

            Ada sebuah kata bijak yang mengatakan “Guru Adalah Pahlawan Tanpa Tanda Jasa”.
Itulah kata yang pantas bagi seorang pejuang bathiniah karena jasanya yang telah membentuk calon-calon generasi masa depan yang akan membawa kemajuan di Negara dan di dunia.
Tapi, dari sekian banyak usaha yang diperjuangkan seorang guru, penghargaan atas jasanya tersebut telah di monopoli oleh permainan politik masa kini. Pada zaman rasulullah saw. Dan generasi  setelahnya hingga para Anbiya’. Penghormatan kepada guru benar-benar dilakukan. Bahkan apapun yang diperintahkan sang Guru akan dilaksanakan oleh seorang murid, walaupun sampai dipukuli. Tidak seperti sekarang ini, gara-gara cubitan saja, guru disidang, seperti kejadian yang dikutup dimedia on line Merdeka.com (http://www.merdeka.com/peristiwa/gara-gara-cubit-murid-guru-sd-disidang-di-pengadilan.html), system yang sekarang lebih menetapkan perlindungan murid dari pada guru, padahal jika kita lihat dari pada jasa-jasa seorang guru yang berjuang mati-matian tak selayaknya diperlakukan seperti itu, disidang dan diadili seperti para pelaku kejahatan. Padahal kerja keras dan kasih sayangnya jika ditimbang tak akan sebanding dengan cubitan yang dia lakukan. Dan masih banyak lagi kasus-kasus guru disidang dan dipenjara gara-gara murid yang tidak menaruh hormat kepada sang guru. Padahal marah, cubitan serta pukulan sang guru adalah rasa kasih sayangnya kepada murid, tapi sekarang ini sudah salah diartikan.
Dibawah ini adalah beberapa bukti kejadian mengenai ketidak dihargainya jasa guru:

            ada beberapa hal yang memungkinkan pemerintah menetapkan gaya mengajar yang terlalu melindungi anak sehingga pada saat ini anak terlalu dimanjakan.
1.      Niatnya mengajar bukan karena ingin mengajar, tapi karena kebutuhan keseharian yang kurang, bahkan tida ada dan terpaksa memilih untuk mengajar, padahal itu bukan keinginannya. Ini yang menyebabkan kesabaran dalam mengajarnya tidak ada dan bawaannya selallu ingin marah, ini terjadi disalah satu sekolah di ampenan dimana seorang sarjana teknik menadi guru akhlak disebuah sekolah. Informasi ini saya dapat dari cerita murid-muridnya yang mengaku guru yang mengajar akhlak itu selalu marah setiap hari dan pilih kasih, dan lebih parahnya lagu materi akhlak yang diajarkan bukan seperti yang dia kerjakan. Hal ini diakibatkan karena system Indonesia yang terlalu kekeluargaan, guru itu menjadi seorang guru akhlak karena dia adalah anak dari kepala sekolah tersebuat. Disinilah salahnya system mengajar dalam pendidikan Indonesia.


2.      Menjadi guru bukanlah Profesi-nya, dia menjadi guru karena unsure keinginan untuk merasakan saja. Hali ini yang menyebabkan terjadinya banyak guru-guru yang melakukan tindakan semau-maunya kepada murid, karena mereka tidak tau menau tentang kode etik seorang guru, seperti yang sedang gencar-gencarnya saat ini adalah banyak guru mencabuli siswanya karena mereka mengancam dengan nila, ijazah dan sebagainya.

Tidak ada komentar:

follow me in

adv



From: http://www.nusaresearch.net/public/recommend/recommend

clik me

yours comment here